Wednesday, May 28, 2008

Semua Jadi Satu




di satu hari paling berarti dalam hidupku, banyak yang harus kembali direnungkan



sepanjang jalan hanya ku lihat antrian tak berujung dari kendaraan2, ibu-ibu berpeluh menenteng dirigen yang dikaitkan ke tambang.
tak dihiraukan peluh itu, tak peduli panas terik menerjang, yang dipikirannya hanya, bagaimana nanti suami dan anakku bisa menikmati secangkir kopi dan penganan yang selalu ku sediakan untuk mereka.

aku yakin mereka yang duduk di atas sana melihat.

dan aku yakin pula bahwa mereka memang tidak peduli akan nasib bangsa ini.



yang paling menyedihkan lagi.... aku terlahir di negara ini