Thursday, January 10, 2008

One year ago...... in a village called Cibedug..... Mount of Sanggabuana, Halimun. Lebak

Pada tanggal 7 Januari 2007 atau 17 Hijriah 1427, Seekor kerbau disembelih, dibersihkan dan diolah dalam sebuah tempat didepan imah gede Kasepuhan Cibedug, untuk kemudian setelah selesai, dimasak siap untuk disantap dalam segala rasa. Semua dilakukan dengan penuh kebersamaan, tua-muda, laki-laki dan perempuan saling bahu membahu mengerjakan segala sesuatu yang bisa dilakukan, hal yang sudah jarang terjadi dan terlihat untuk kita yang terbiasa hidup di kota besar.

Kemudian masing-masing warga kasepuhan duduk mengelilingi hidangan satay, semur, daging kerbau goreng, opor dan semua masakan dari kerbau yang disajikan dalam sebuah tenda besar. Dipimpin oleh pimpinan kasepuhan, do’apun dipanjatkan kepada leluhur. Kebersamaan dan kesetaraan kembali terlihat ketika semua warga menyantap yang mereka hidangkan, duduk berkeliling tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin ataupun status sosial. Tidak ada sedikitpun tercermin kesedihan pada wajah mereka, semua larut dalam kegembiraan, setiap orang mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam menikmati hasil bumi yang mereka peroleh berkat kerja keras yang mereka lakukan.

Tak lebih dari 500 orang duduk bersatu menyantap hidangan (414 orang warga kasepuhan cibedug) dan para tamu undangan yang hadir dari kampung lain serta utusan pemerintahan Desa Citorek Barat yang kali ini diwakili oleh sekretaris desa, bapak Muhi, beliau mengatakan baru kali ini merasakan kebersamaan dan ikut serta dalam helaran sedekah bumi. Harapan juga diungkapkan untuk terus melestarikan tradisi ini agar jangan sampai hilang oleh perkembangan zaman, terutama tradisi dalam mengelola sumberdaya alam yang penuh dengan kebijakan.

Sedekah bumi dilaksanakan dengan tujuan memanjatkan rasa terima kasih atas segala yang telah diterima dari hasil panen (sawah, kebun atau huma), kesehatan dan keselamatan yang masih bisa mereka rasakan, menjunjung tinggi pedoman hidup masyarakat adat kasepuhan yang berbunyi “mipit kudu amit, nganggo kudu suci, dahar kudu halal, kalawan ucap kudu sabenerna, mupakat kudu sarerea, ngahulu ka hukum, nyanghujar ka nagara”. Demikian keterangan yang diberikan oleh Pak Basri, Juru Basa Kasepuhan Cibedug, salah seorang baris kolot. Tujuan lain diadakan sedekah bumi adalah sebagai media sosialiasi atas perjuangan masyarakat adat kasepuhan Cibedug dalam mendapatkan pengakuan dari pemerintah atas keberadaan mereka dalam mengelola sumber daya alamnya, khususnya menjaga leuweung yang merupakan “lemah cai” titipan dari nenek moyang mereka

Acara helaran sedekah bumi ini selesai dilakukan saat matahari sudah agak condong ke barat. Apa yang berasal dari bumi harus dikembalikan lagi ke bumi, demikian kepercayaan masyarakat kasepuhan, maka semua bagian hewan yang tidak diolah, sisa hidangan yang tidak habis serta alat makan yang dipakai pada acara helaran dikembalikan lagi ke bumi yang dianggap sebagai “Ibu” bagi mereka. Acara ini dipimpin oleh ketua kasepuhan dan dilakukan oleh semua warga kasepuhan.

Dengan sedekah bumi ini, masyarakat cibedug berharap tidak melanggar “tatali paranti karuhun”, di masa mendatang mereka terhindar dari “kabendon” atau bencana bagi seluruh masyarakat cibedug. Dan sudah menjadi tugas bersama untuk selalu menjaga kearifan ini.

0 comments: