Thursday, January 10, 2008

Panggil aku “Mang Aci”, a friends of mine from Cibedug (as published in Kabar Sanggabuana 5th Edition)

Bila ada kesempatan untuk ber-anjang sana ke wewengkon kasepuhan cibedug, sudilah kiranya untuk dapat mampir ke rumahku. Mungkin Nama Basri kurang begitu akrab ditelingamu, aku tak berkeberatan bila kau cukup panggil aku “Mang Aci”.
Jangan engkau khawatir apa yang akan dapat disini, sedikit hasil jerih payah dan pemberian bumi ini mungkin akan dapat menghilangkankan lapar dan dahagamu.
Akan kujelaskan padamu segala sesuatu tentang kasepuhan cibedug. Sudah merupakan tugasku sebagai “juru basa” dalam barisan kolot kasepuhan untuk dapat memberikan informasi tersebut kepada semua orang, tentang segala kearifan dan kebijakan dalam menjaga “titipan” yang diberikan oleh nenek moyang kami untuk keberlangsungan hidup kami serta “incu putu” kami.

Bagiku tak ada yang berat sebelum kita mencoba, setidaknya selama 60 tahun hidupku, sejak aku lahir di sini, itulah yang kuterapkan dan kuturunkan kepada 6 orang anakku untuk selalu menjalankan kewajiban sebagai penerus “titipan” ini sama seperti apa yang telah diajarkan oleh kedua orang tuaku yang memang berasal dari wewengkon kasepuhan CIbedug. Aku yakin dan percaya bahwa bukan hanya keinginanku saja untuk tetap dapat merasakan nikmatnya air yang mengalir dari mata air di hampir seluruh “leuweung titipan, tutupan serta leuweung kolot” menuju sawah dan rumah-rumah kami yang sampai saat ini dan akan tetap terus kami jaga kelestariannya. Aku tak tahu apa yang akan terjadi bila semua itu hilang, bagiku lebih baik kehilangan nyawa dibanding kehilangan semua itu, akan aku perjuangkan seluruh hidupku untuk menjaga itu semu, entah apa yang akan kuberikan pada “incu putu” ku bila aku tak bisa menjaga itu semua.
Aku bersyukur bahwa keinginanku dan keinginan semua masyarakat kampung lebak cibedug bisa terdengar ke telinga bapak – bapak dan ibu yang duduk sebagai wakil rakyat kami. Rasa terima kasihku tak akan habis dimakan zaman atas segala perjuangan yang diberikan mereka dalam memperhatikan nasib kami, orang kecil. Aku tahu dan sadar bahwa jalan itu akan sangat berat untuk dilalui, tapi aku yakin dengan keinginan dan upaya yang kuat untuk menjunjung tinggi keadilan serta kesetaraan, kita akan dapat capai itu semua.
Dan bila kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu, dan bila sudi untuk menjejakkan kaki di kampung lebak cibedug, jangan engkau sungkan untuk memanggil aku Mang Aci.