Wednesday, February 23, 2011

Kisah 3 Chiffon dan 2 Lilin

Waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB ketika ku injakkan kakiku lagi di rumah yang kuhuni hampir 2 tahun itu. Hari itu kulalui dengan padat, sama seperti setahun lalu di tanggal yang sama.

Rasanya ingin ku baringkan saja kepalaku yang sudah penat ini. Pelan kubuka pintu kamar itu. di bagian tengah rak yang setengah isinya sudah berpindah ke sebuah kos baru, aku hanya menemukan 3 buah Chiffon. Rasa pandan kesukaanku, rasa keju kesukaan kami berdua, dan rasa coklat kesukaannya. Disamping 3 Chiffon itu ada dua buah lilin, yang satu berbentuk angka 2, dan satu lagi berbentuk angka 8. Sengaja kusisihkan sedikit rejeki untuk membelinya, walau harus sedikit mengetatkan pengeluaranku.

Pagi tadi, jam 6 aku tidak bisa memejamkan mata lagi, kudengar beberapa pengingat dari sebuah ponsel miliknya terus berbunyi. (1) Alaya's Birthday (00.00 WIB, reminder each 5 minutes), (2) Appointment with Kuhn Bubp - Draft 3 Proposal, (17.00 Menara Ventura, South Jakarta. Reminder each 20 minutes), (3) Printing Finishing, and Pick Up For Luki, Pasar Rebo, East Jakarta (13.00 WIB).

3 Chiffon, dan 2 buah lilin sudah ada di ruang tengah, bersiap untuk kubawa pagi itu.

I will show up in front of her, and bring these 3 chiffon, and the candles, and went to Jakarta. that simple. i think it's all about 30 minutes to do it. went to campus, give it to her, and went to jakarta....

I WILL DO IT

Tapi, ternyata sangat sulit untuk melangkahkan kaki ini. sekejap, malaikat dan iblis bermain di kedua telingaku.

Dari kanan terngiang: "You have good intention, show it to her, respect her, don't expect more... You can do it easily, as you know, that this girl have known you for the last 4 years of your life, she is no stranger to you"

Dari kiri iblis tak mau kalah: "Who do you think you are? you are worthless in her life now, what would she think about this? Can you face her and ignoring your true feeling to her? What would her friends said if they knew it.... you will became prideless in their eyes, beggar of love. Don't waste your time"

Malaikat seakan ingin melindungiku. "Hey, a good will is always be at every person on earth. You have that, this is not the first time you do it to her, and it won't be the last, show them who you truly are. People will respect you more than you could imagine"

Iblis kembali bersembunyi dengan wajah penuh rencana baru

Tanganku tergerak meraih bungkusan itu, hatiku menarik kembali. Kupastikan untuk mengambil bungkusan itu, kuletakkan di ruang tengah.

tick tock, tick tock.... the clock is ticking.

Kupanaskan rossoneri. Mengecek kembali, apa ada yang tertinggal. 3 Chiffon dan 2 Lilin sudah ada di tangga dekat pintu masuk, disebelahnya aku duduk sambil mengencangkan tali sepatuku, hari itu sepertinya tak ada tali sepatu yang begitu kuat menopang kakiku. kuputuskan untuk menggunakan sendal sepatu (selop) yang kubeli bersamanya hampir 2 tahun lalu. kutinggalkan sejenak 3 chiffon dan 2 lilin itu.

This is better, i thought to myself, when i saw how that sandal fitted my feet. ku cek lagi rossoneri. mau di taruh dimana 3 chiffon dan 2 lilin ini, kubuka box dibelakang rossoneri, sudah hampir penuh sesak dengan beberapa barang yang hampir tak kukeluarkan selama 2 bulan terakhir. Jas Hujan biru muda yang mengeluarkan bau lumayan tak sedap. Jaket AC MILAN yang dibelikannya di sebuah pasar pagi dekat rumahnya 3 tahun lalu, lap motor, dan perkakas.

"Hmmmmm, gimana jadinya nanti, bisa2 ketularan bau." ku rasa iblis mulai membisik lagi.

"Yah, aku bisa menaruhnya di depan, digantung saja, toh masih banyak space" bisikan dari kananku menuntunku.

"Gak surprise dong, tar ketauan dong isinya apa" kiriku mencegah.

"Yang terpenting adalah niatnya"

OKAY.... OKAY.....Let's Stick to initial plan, a simple plan

I think i'm gonna give this to her friends, tell them, not to tell her it's from me.... oke, dengan begitu, nobody got hurt.

Kulangkahkan kakiku dengan sedikit pasti... Ke Kampus.

Sepanjang jalan, masih saja mereka bergelayut....

"Masa ngasih sendiri aja gak bisa, emang lu cowok apaan sih" dari sebelah kiri bisikan gusar mulai.

"It's Just Chiffon, sama seperti yang dibeli waktu ia sidang komisi, seminar, dan momen2 lain di kampusnya. No big deal. isn't it?" dari kananku.

tak disangka dari 6 km jarak yang pernah selalu kutempuh tiap pagi dengannya, kini serasa sangat beraaaat. bahkan sampai kuindahkan sebuah mobil xenia yang menyerbu ke arahku. Hampir saja 3 Chiffon, 2 Lilin, 1 Beat, dan diriku tak sampai tujuan.

Dibawah jajaran Ketapang, satu persatu tukang ojek mengantarkan mahasiswi, dosen.... tak ada satupun yang kukenal. aku hanya duduk di parkiran motor itu. atau kubawa saja ke atas, berikan ke salah satu pegawai atau siapaun yang kukenal. lalu ke Jakarta.

Tick Tock..... Tick Tock....

Satu langkah kedepan, 3 Langkah ke belakang....

Tick Tock.... Tick Tock...

Sebuah harapan, Sepuluh Penyesalan.

Kuhidupkan kembali Rossoneri, bergegas untuk melanjutkan beberapa agendaku hari ini.
Kubuka Pintu Gerbang yang hampir rubuh itu.... 3 Chiffon, dan 2 Lilin masih tergantung di bagian depan rossoneri. Kupindahkan ke bagian tengah rak di sudut kamar itu.

3.14 AM, 23 Februari 2011. 3 Chiffon, dan 2 Lilin berbentuk angka.... masih ada ditempat yang tadi pagi kutinggalkan.

Selamat Ulang Tahun, kataku dalam hati.

0 comments: