Monday, February 21, 2011

Menjelang Tahun ke 28, seorang yang berharga dalam hidupku

Senin, 21 Februari 2010. 02.34 WIB

Dalam Perenunganku, dan terbangunnya aku dari mimpi-mimpi yang harusnya indah itu, ada suatu saat ketika sejenak dan spontan, aku teringat pada dua sosok yang baru kukenal dan ada dalam memoriku sejak usia 4 tahun.

Nama Mereka sederhana saja, karena kami adalah bagian dari sebuah keluarga besar yang sederhana. Sukijan dan Sutiyah. dari kedua orang itu ada aku.

Entah kenapa, tadi malam aku terbangun. Yang kuingat, mimpiku masih sama seperti mimpi-mimpi selama 2 bulan belakangan ini. mimpi-mimpi yang selalu menganggu tidurku. tapi, bukan sosok yang mengisi hampir 4 tahun hidupku, melainkan sebuah memori ketika aku berada di sebuah gang sempit di bilangan Jakarta Selatan. Kini tempat itu sudah berubah jadi gedung megah bernama BIDAKARA.

Tertunduk aku, pikiranku melayang pada rentetan cobaan yang tengah kuhadapi dan beberapa kejadian belakangan ini. Apa ini buah dari sikapku terhadap kedua orang yang kupanggil dengan sebutan Emak dan Bapak itu? Dua orang yang tidak pernah letih selalu menyeka peluhnya hanya untuk buah-buah hatinya tidak bernasib seperti mereka.

"Emak cuma pengen, anak-anak emak gak bodoh kayak emak" ujar emak padaku ketika melepasku ke kota hujan, hampir 16 tahun lalu. Kata - kata itu yang terus kubawa sampai saat ini.

Kutahan air yang hampir saja tumpah dari pelupuk mataku. yang kulihat disekelilingku hanya deretan tubuh-tubuh muda yang letih dari aktifitas melelahkan tadi sore. Satu orang masih berkutat di depan layar monitor, nasibnya ditentukan oleh berapa coretan yang diberikan oleh dosen pembimbing di draft yang entah kesekian itu.

"Loh Mas, tidurnya cepat banget? khan tadi baru tidur jam 1" tanyanya. "Tadi aing denger mas teriak2, kirain ada apa, Mimpi Buruk?" tambahnya seraya menyantap Mie Instan yang diolah seadanya.

Kujawab pertanyaan itu dengan sebuah senyum kecil. "Sarung Maneh dimana?" tanyaku singkat. Ia hanya menunjuk sebuah kamar di depan kami.

Seraya bersungut ke kamar mandi... Ku basuh rongga2 tubuhku dengan air dingin itu. Setelah ucapan salam, kuraih buku kecil bersampul coklat pemberiannya. ku buka halaman demi halaman, sampai kutemukan beberapa bagian yang mungkin bisa mengobati kerinduanku akan dua orang tersebut.

Ya Tuhanku, Ampunilah aku dan ibu bapakku (71:28)
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya (31:14)
Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita (20:40)
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (31:14)
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun (31:14)

Emak (Disurga), Bapak (di kontrakan kecil).... Maapin aye ye, udah nakal selama ini. aaaah, gak keitung dah dosa gue ama tuh orang bedua. Moga Allah maapin aye

Senin, 21 Februari 2011. 22.40 WIB

Sejenak bisa kulepas bayangan dirinya. sosok yang 4 tahun terakhir mengisi tiap denyut jantungku. Sosok yang sebentar lagi berusia 28 Tahun. Detik demi detik terus berpacu, seakan cuma aku yang berhenti.

Happy 28 Years Rian

Posted under real circumstance, source will be published and will not claimed as its own writing

0 comments: