Monday, January 03, 2011

3 Januari 2010

"Selamat Tahun Baru ya Ay, gimana....??? kamu have fun khan, semua baik-baik aja khan?"

jawaban yang dikeluarkan hanya pendek saja.

"Mau gimana lagi, aku harus menuhin tugas, ya udah ya aku nerusin bikin laporan dulu, tulisan dll, jadwal pesawatku tanggal 2 Januari 2010" lanjutku

Itu adalah sebait percakapan pendek yang kulakukan dengannya. aaaah, lagi-lagi aku lupa membelikannya buah tangan, setahun lalu aku masih sempat membawakannya batik dari pasar Telanai Pura dan beberapa penganan untuknya dan Ani.

Sesampai di kota Hujan, pekerjaan lain menunggu.

Ia cuma bilang:

"Nanti aku mau nginep di @gri FM ya, makanan udah aku buat, cumi dan nasi juga ada"

"Oke, aku antar kamu ya", jawabku

Esoknya aku harus ke selatan Ibukota, deadline. Kuhn Bubp sudah menunggu pertemuan yang kami tunda-tunda. Semua berjalan lancar, ia tampak puas dengan hasil kerja kami berdua, or let me say.... her work.

Hujan masih mengguyur, pikiranku tak tenang. ingatanku terus kembali pada peristiwa beberapa tahun lalu. Kami harus menembus hujan di tengah malam yang dingin.

Rasa rinduku tebal.

Hari sudah gelap waktu kujejakkan kaki lelah ini di kontrakan mungil itu. di Kamar, suara gemercik air terdengar. Di keranjang kulihat setumpuk bajunya yang basah, terkena hujan sore itu.

Terkejut ia waktu sadar akan kehadiranku, wajah itu masih menampakkan kesedihan yang dalam. Kubiarkan ia menenangkan dirinya, sambil sesekali ku lirik dari kamar kecil tempat biasa ku melakukan pekerjaanku.

Ia terdiam, rambutnya masih basah, tapi aku tahu air yang mengalir dari sela pipinya bukan berasal dari rambut tebalnya yang basah. Matanya memerah, hatinya luka, suaranya begitu tergetar.

ditariknya nafas dalam-dalam, dibuang dan dihentakkan. Setelah sedikit tenang, kudekati dirinya. didepan kami sudah terpampang setumpuk kerjaan dari jendela yang terbuka di laptop kecil itu.

"Kenapa?" tanyaku.

kupeluk tubuh dingin itu, berharap dapat memberikan kehangatan kepadanya

"Gak papa... mau nangis aja... gak boleh...?" matanya menatap tajam ke arahku.

kujawab dengan gelengan kecil... "ya gapapa nangis aja, tapi aku benci kalo liat kamu nangis, jadi jelek"

"biarin" sebuah senyum dilancarkan padaku, digigit pundakku dengan geram, kubiarkan gigi2 putih bersih itu menembus pundakku

setelah tenang ia berbaring di kamar itu. laptop itu masih dibiarkan menyala, dengan setumpuk pekerjaan terbuka, catatan-catatan itu pun tersebar disekitarnya.

"Just tell me, if you had something, i'll be here for you"

Seraya ku berbaring disebelahnya, kebelai rambut yang sudah mulai mengering, kuhapus sisa air yang masih menggantung di bulu matanya yang tajam.

Hanya sebuah pelukan erat yang kudapat, nafasnya masih tersengal-sengal menyisakan kesedihan. Malam itu, kutinggalkan semua pekerjaan yang mengganggu, aku hanya ingin ada untuknya. Wanita tangguh itu adalah bagian dari jiwaku.

dua hari berlalu, dan terungkaplah semua kesedihannya.

satu tahun berlalu, kupandangi tempat tidur kosong itu, dan relung-relung kamar saksi bisu kami berdua. Tersadar aku, diluar yang gelap dan dingin itu, suara pengeras dari tempat ibadah itu memanggilku...

Allahu Akbar Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Hayya 'alash sholah (2 kali)
Hayya 'alal falah (2 kali)
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah


Kubasuh wajah ini, kuserahkan semua hidup dan matiku hanya di hadapan-Mu ya 4JJI, zat penguasa jagad semesta

Posted under real circumstance, source will be published and will not claimed as its own writing

0 comments: